Analisis Kasus Disiplin Positif Modul 1.4. Ruang Kolaborasi
23_10
Edit
CGP. Berikut adalah Analisis Kasus Disiplin Positif Modul 1.4. Ruang Kolaborasi dari saya andri suhendri. Mohon tidak di copy paste.tapi dijadikan referensi.
KASUS DISIPLIN POSITIF YANG DIANALISIS
- Dua orang peserta didik yang kurang menghargai gurunya, dikarenakan guru itu masih baru
- Peserta Didik yang datang terlambat dan memakai sepatu yang tidak sesuai dengan ketentuan di sekolah
- Peserta didik yang kurang memiliki motivasi belajar
- Pertengkaran antara dua orang peserta didik yang berujung kepada kontak fisik
Dua orang peserta didik yang kurang menghargai gurunya, dikarenakan guru itu masih baru
Peserta Didik yang datang terlambat dan memakai sepatu yang tidak sesuai dengan ketentuan di sekolah
Peserta didik yang kurang memiliki motivasi belajar
Pertengkaran antara dua orang peserta didik yang berujung kepada kontak fisik
KASUS 1
Guru Matematika dan wali kelas 8, Ibu Santi sakit, sehingga tidak dapat masuk dan mengajar. Akhirnya dicarikan guru pengganti, Ibu Eni. Ibu Eni baru 2 tahun menjadi guru SMP. Beberapa murid perempuan, Fifi dan Natali, mengetahui hal ini dan mulai menggunakan kesempatan dan bersikap seenaknya, tertawa dan tidak mengindahkan kehadiran Ibu Eni. Ibu Eni mencoba menyapa Fifi dan Natali dengan ramah, sambil mengingatkan mereka untuk tetap fokus pada pengerjaan tugas, “Ayolah tugasnya dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau kalian tidak kerjakan tugas. Tolong bantu Ibu ya?” Namun Fifi dan Natali malah jadi tertawa, “Ah Ibu, santai saja bu”. Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan malah mengobrol.
Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta menanyakan tentang laporan Ibu Eni. Ibu Santi menanyakan apakah mereka bersedia melakukan memperbaiki permasalahan yang ada? Fifi dan Natali sempat ragu-ragu dan membela diri, namun pada akhirnya mengatakan akan meminta maaf. Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja dilakukan bila mereka sungguh-sungguh ingin meminta maaf, namun Ibu Santi menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan untuk menggantikan rasa tidak dihormati Ibu Santi? Baik Fifi maupun Natali mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas. Ibu Santi melanjutkan kembali apa yang akan mereka lakukan untuk memperbaiki masalah, apakah ada gagasan?
Setelah berpikir sejenak, Natali dan Fifi mengusulkan bagaimana kalau mereka mengadakan sebuah diskusi kelompok dengan teman-teman sekelasnya. Tema yang mereka pilih adalah penerapan keyakinan kelas, terutama tentang sikap saling menghormati dan bagaimana penerapannya di kehidupan sehari-hari di sekolah. Usulan kedua adalah mengirim email kepada Ibu Eni tentang gagasan mereka tersebut. Mereka pun memberitahu Ibu Eni bahwa mereka telah memberitahu Kepala Sekolah, Pak Hasan, bila lain waktu ada ketiadaan guru, maka mereka akan mengusulkan Ibu Eni sebagai guru pengganti.
JAWABAN
=====================
Dalam kasus di atas, langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah dijalankan oleh Ibu Santi?
Sudah 2 langkah restitusi dilaksanakan oleh ibu santi yakni
2. memvalidasi tindakan yang salah = Ibu Santi menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan untuk menggantikan rasa tidak dihormati Ibu Santi?
3. Keyakinan Kelas = Ibu Santi melanjutkan kembali apa yang akan mereka lakukan untuk memperbaiki masalah, apakah ada gagasan?
Menurut Anda, apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai dengan pelanggaran yang telah dibuat? Apakah langkah-langkah restitusi yang telah diusulkan mereka?
belum sesuai karena baru minta maaf dan melaksanakan diskusi tentang keyakinan kelas, sementara tugas utama tidak kerjakan
Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil oleh Ibu Eni dalam menangani Fifi dan Natali? Jelaskan jawaban Anda.
1. Sebagai teman = Ibu Eni mencoba menyapa Fifi dan Natali dengan ramah
2. Pembuat rasa bersalah = “Ayolah tugasnya dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau kalian tidak kerjakan tugas. Tolong bantu Ibu ya?”
Jika Anda adalah Pak Hasan, bagaimana Anda menyikapi langkah yang ditempuh Ibu Santi?
Pak hasan harus memberi pemahaman tentang segitiga restitusi dan diharapkan ibu Santi dapat melakukan menstabilkan identitas terlebih dahulu, misalnya "semua orang juga melakukan kesalahan, mari kita selesaikan hal ini dengan mencari solusi terbaik'
KASUS 2
Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di sekolah. Dia pun akhirnya sampai di gerbang sekolah, tapi baru menyadari kalau tidak menggunakan sepatu hitam seperti tertera di peraturan sekolah. Di depan pintu kelas, Bapak Lukman memperhatikan sepatu Sabrina yang berwarna coklat. Sabrina berusaha menjelaskan bahwa dia terburu-buru dan salah mengenakan sepatu.
Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah tentang seragam warna sepatu. Sabrina menjawab sudah mengetahui sepatu harus berwarna hitam, namun terburu-buru dan salah mengenakan sepatu, selain tidak mungkin kembali pulang karena rumahnya jauh sekali. Pak Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dan mengatakan, “Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya. Segera buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai peraturan”.
Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar tetap dapat mengenakan sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang kesalahannya. Namun pak Lukman tidak mau tahu, “Tidak, kamu telah melanggar peraturan sekolah, kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu saja seharian di sekolah. Sekarang copot sepatumu dan silakan belajar tanpa sepatu seharian.” Sabrina pun dengan berat hati mencopot sepatunya dan memberikannya kepada pak Lukman. Seharian dia tidak berani berkeliling sekolah karena malu, dan lebih banyak berdiam diri di kelas tanpa alas sepatu.
===========
JAWABAN
Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah yang diambil oleh Bapak Lukman? Jelaskan, apakah indikatornya?
Pembuat rasa bersalah = "Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah."
Penghukum = ya sudah kamu tidak bersepatu saja seharian di sekolah.
Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer, apa yang akan dikatakannya, pertanyaan-pertanyaan seperti apakah yang akan diajukan ke Sabrina?
1. Setiap orang mesti pernah melakukan kesalahan, namun mari kita cari solusi dari permasalahan ini. (Menstrabilkan identitas)
2. Kamu pasti punya alasan mengapa terlambat dan tidak memakai sepatu hitam? (validasi tindakan yang salah)
3. Apakah kamu mengetahui keyakinan sekolah bahwa siswa harus datang tepat waktu dan memakai sepatu warna hitam (Menayakan keyakinan sekolah)
Jelaskan= seorang manajer harus dapat mencari solusi dengan bijak menggunakan segitiga restitusi
Kira-kira bila Anda adalah Kepala Sekolah di sekolah tersebut,
Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh peraturan harus berwarna hitam?
disiplin, komitmen, tanggung jawab
Bagaimana Anda menyikapi langkah yang diambil Pak Lukman mengenai kasus tersebut?
Pak lukman dalam menerapkan disiplin positif di sekolah harusnya tidak mengambil posisi kontrol sebagai penghukum agar anak tidak menjadi dendam dan tidak menyukai guru pemberi hukuman, harusnya pak lukman mengambil posisi sebagai posisi kontrol sebagai manajer dengan melakukan langkah-langkah segitiga restitusi.
KASUS 3
Ibu Dani sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris di papan tulis, namun beliau memperhatikan bahwa Fajar malah tidur-tiduran dan tampak acuh tak acuh pada pelajarannya. “Fajar coba jawab pertanyaan nomor 3. Maju ke depan dan kerjakan di papan tulis”. Fajar pun tampak malas-malasan maju ke depan, dan sesampai di depan papan tulis pun, Fajar hanya diam terpaku, sambil memegang buku bahasa Inggrisnya dan memainkan spidol di tangannya. “Ayo Fajar makanya jangan tidur-tiduran, lain kali perhatikan! Sudah sana, duduk kembali, kira-kira siapa yang bisa?”
Fajar pun kembali duduk di bangkunya. Hal seperti ini sudah seringkali terjadi pada Fajar, seperti tidak memperhatikan, acuh tak acuh, dan nilai-nilainya pun tidak terlalu baik untuk pelajaran Bahasa Inggris. Pada saat ditegur oleh Ibu Dani, Fajar hanya menjawab, “Tidak tahu Bu”. Ibu Dani pun menjawab lirih, “Gimana kamu Fajar, kamu tidak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu. Tidak kasihan sama Ibu?” dan Fajar pun diam membisu.
=====
JAWABAN
Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani dalam pendekatannya kepada Fajar?
Pembuat rasa bersalah= indikator “Gimana kamu Fajar, kamu tidak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu. Tidak kasihan sama Ibu?”
Membaca sikap Fajar, kira-kira kebutuhan apa yang diperlukan oleh Fajar?
kebebasan dan kurang motivasi intrinsik dari dalam diri siswa
Bilamana Ibu Dani mengambil posisi Pemantau, apa yang akan dilakukan atau dikatakan olehnya?
Ibu dani harus memberi pemahaman kepada fajar tentang konsekuensi dari peraturan yang telah dilanggar pada keyakinan kelas yang telah disepakati.
Pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang akan diajukan?
Apakah fajar tahu keyakinan kelas yang sudah disepakati bersama?
Jika fajar tahu keyakinan kelas kita, tentu fajar tahu apa konsekuensinya
Jelaskan.
karena dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu fajar dapat menyadari kesalahan yang dia lakukan atas keyakinan kelas yang telah disepakati
Apabila Anda adalah kepala sekolah di sekolah Fajar dan mengetahui hal ini, bagaimana tindak lanjut Anda?
Menugaskan walikelas dan guru BK untuk mencari tahu latar belakang kebutuhan dasar hidup fajar dan alasan tindakan dari fajar. misalnya dengan cara pendekatan persuasif dan homevisit.
Kepada Ibu Dani : melakukan supervisi, melaksakan metode pembelajaran yang berfariasi dan berdifirensiasi
KASUS 4
Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan tiba-tiba terlibat dalam sebuah pertengkaran adu mulut. Dino pun menjadi emosi dan mengadakan kontak fisik, menarik kemeja Anto dengan kasar, sampai 3 kancingnya terlepas. Pada saat itu guru piket langsung melerai mereka, dan membawa mereka ke ruang kepala sekolah. Ibu Suti sebagai kepala sekolah berupaya menenangkan keduanya, terutama Dino. “Dino sepertinya kamu saat ini sedang marah sekali.” Mendengar itu, Dino pun mengalir bercerita tentang kekesalan hatinya. Ibu Suti pun melanjutkan bahwa membuat kesalahan adalah hal yang manusiawi, dan bahwa mempertahankan diri adalah hal yang penting. Namun meminta Dino memikirkan cara lain yang mungkin lebih efektif, karena saat ini Dino berada di ruang kepala sekolah.
Ibu Suti melanjutkan bertanya tentang keyakinan sekolah yang disepakati, serta apakah Dino bersedia memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan terhadap Anto? Dino pun akhirnya perlahan mengangguk. Kemudian Ibu Suti balik bertanya kepada Anto, hal apa yang bisa dilakukan Dino untuk memperbaiki masalah. Anto menjawab, “Saya perlu kancing saya diperbaiki bu. Ibu saya akan sangat marah kalau melihat kancing baju saya sampai copot 3 kancing begini.” Ibu Suti pun kembali bertanya ke Dino apakah yang akan dia lakukan untuk menggantikan 3 kancing Anto yang terlepas?
Dino berpikir sejenak, namun menjawab, “Wah tidak tahu bu, saya lem kembali mungkin ya bu?” Ibu Suti berpikir sebentar dan menanggapi, “Kalau di lem akan mudah terlepas kembali Dino. Bagaimana kalau kamu menjahitkan saja, bersediakah kamu?” Dino tampak ragu-ragu dan menanggapi, “Menjahit? Mana saya tau bagaimana menjahit bu.” Ibu Suti meneruskan, “Apakah kamu bersedia belajar menjahit?” Dino berpikir sejenak, memandang kemeja Anto, dan menanggapi, “Yang mengajari saya siapa bu?” Dengan cepat Ibu Suti menjawab, “Pak Irfan, guru Tata Busana”. Dino kembali diam sejenak, memandang kemeja Anto yang tanpa kancing.
Akhirnya Dino mengangguk tanda menyetujui dan sepanjang siang itu Dino belajar menjahit dan memperbaiki kemeja Anto. Terakhir kali terlihat kedua anak laki-laki tersebut, Dino dan Anto pada jam pulang sekolah, mereka sudah bercengkrama dan bersenda gurau kembali.
Posisi kontrol apa yang telah dipraktikkan oleh Kepala Sekolah Ibu Suti?
= manajer
Hal-hal apa saja yang dilakukannya sehingga Anda berkesimpulan demikian?
mengajukan beberapa pertanyaan menemukan cara lain yang efektif, keyakinan sekolah, hal apa saja yang dilakukan untuk mengatasi masalah., mengajak mereka menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. membimbing kedua siswa untuk berkolaborasi memperbaiki kesalahan yang ada.
Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino dikuatkan, bagaimana Anto dikuatkan oleh Ibu Suti?
Dino = dengan cara segitiga restitusi
menstabilkan = dino sprtinya kamu sedang marah sekali? membuat kesalahan........................................
validasi =
Anto =
Kira-kira nilai-nilai kebajikan (keyakinan sekolah) apa yang dituju dalam kasus tersebut? Jelaskan!