CGP Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Visi Guru Penggerak Modul 1.3
CGP. Berikut adalah Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Visi Guru Penggerak Modul 1.3 dari saya Andri Suhendri CGP Angkatan 9 Kabupaten Ciamis
Facts (Peristiwa)
Pengalaman mengikuti pembelajaran minggu ini adalah bagaimana cara menggali mimpi tentang harapan yang ada pada diri sendiri terkait dengan karakter siswa yang bagaimana yang diharapkan baik di masa sekarang maupun nanti ketika mereka menjadi manusia seutuhnya di masyarakat. Selain itu juga mempelajari tentang cara menyusun visi berdasarkan paradigma Inkuiri Apresiatif atau AI. Inkuri Apresiatif ini merupakan pendekatan dalam menyusun visi berdasarkan hal-hal positif yang ada di sekolah dengan mengesampingkan terlebih dahulu hal-hal negatif. Dengan pendekatan AI diharapkan secara psikologis akan mengurangi dampak negatif karena menumpuknya masalah di sekolah, namun tetap berfokus kepada kekuatan-kekuatan aset yang dimiliki. Aset tersebut dapat berupa Sumber Daya Manusia seperti kepala sekolah, komite, guru, siswa dengan segala kelebihan-kelebihannya masing-masing yang bersifat mendukung kepada visi sekolah.
Selanjutnya menyusun prakarsa-prakarsa perubahan dengan metode ATAP akronim dari empat tahapan, yaitu: A-Aset; T-Tantangan; A-Aksi dan P-Pelajaran, prakarsa perubahan ini merupakan pengejawantahan dari visi, sehingga visi dapat direalisasikan dalam kegiatan di sekolah dan tidak hanya bersifat seperti selogan semata namun bersifat lebih realistis.
Setelah menyusun Prakarsa-prakarsa perubahan selanjutnya adalah menyusun BAGJA yakni BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi) . Dengan menyusun BAGJA maka akan terlihat tindakan-tindakan apa saja yang bisa dilakukan untuk mewujudkan visi tersebut dalam kegiatan sehari-hari. BAGJA memberikan tuntunan secara terperinci bagaimana seharusnya prakarsa perubahan itu dilaksanakan dengan terlebih dahulu mengidentifkasi pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari sebuah prakars perubahan.Hal baik yang saya alami pada proses tersebut yakni saya menjadi lebih memahami bagaimana cara menyusun visi yang baik berdasarkan paradigma Inkuiri Apresiatif. saya dilatih bagaimana cara menyusun redaksi visi yang sesuai dan mengarah kepada perwujudan profil pelajar pancasila pada peserta didik.
Hambatan atau kesulitan selama proses proses pembelajaran minggu ini yang saya rasakan adalah bagaimana cara membuat BAGJA, pada kolom tindakan BAGJA selalu bertumpu kepada pertanyaan bukan kepada tindakan. Hal lain yang saya rasakan adalah kesulitan dalam menyusun redaksi visi yang benar, karena menurut instruktur pada ruang elaborasi dikatakan bahwa visi yang benar adalah visi yang tidak mengarah kepada mewujudukan karakter peserta didik, namun mengarah kepada peningkatan layanan pendidikan yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas karakter peserta didik yang berdasarkan profil pelajar pancasila. Untuk mengatasi kendala yang saya rasakan tersebut saya mencoba untuk berdiskusi degan teman sejawat di sekolah saya yang kebetulan mengikuti CGP, selain itu juga berdiskusi dengan Pengajar Praktik, dengan teman CGP satu Pengajar Praktik. Dan bertanya langsung kepada instruktur.
Feelings (Perasaan)
Saya merasa senang dan tercerahkan karena mendapatkan ilmu baru tentang bagaimana cara menyusun visi berdasarkan pendekatan inkuiri apresiatif. yang selama ini ketika menyusun visi selalu kebingungan bagaimana langkah yang benar dalam menyusunnya.
Dalam menerapkan aksi nyata saya merasa bahagia sekaligus bingung, kaena bagaimana cara menyampaikan informasi ini ke kepala sekolah dan teman sejawat tentang merubah paradigma lama mereka dalam menyusun visi yang rata-rata berdasarkan masalah-masalah yang ada di sekolah, sekarang harus dirubah menjadi berdasarkan hal-hal positif yang dimiliki sebagai aset sekolah. Namun setelah mereka memahami bagaimana caranya, alhamdulillah saya merasa bahagia dan semoga sekolah menjadi lebih maju dan berkualitas.
Findings (Pembelajaran)
Pelajaran yang saya dapatkan dari proses pembelajaran kali ini adalah bahwa guru itu harus memiliki mimpi terbaik akan siswa-siswanya baik di masa kini maupun di masa datang. Mimpi-mimpi itu bisa menjadi bahan bakar yang memotivasi kita untuk lebih giat lagi mencari inovasi pembelajaran yang dapat mewujudkan mimpi-mimpi tersebut. mimpi-mimpi jangka panjang tersebut dapat direalisasikan secara redaksional dalam sebuah visi.
Visi itu harus bersifat menggerakkan, menyemangati dan hasil dari sebuah kolaborasi. Tujuan visi yakni mencapai perubahan yang lebih baik dengan terlebih dahulu memahami dan mendorong perubahan budaya sekolah. Visi sendiri disusun dengan cara berkolaborasi antar warga sekolah dan orang tua dengan pendekatan Inkuri Apresiatif melalui penyusunan prakarsa-prakarsa perubahan, ATAP dan BAGJA.
Selain itu pembelajaran lainnya adalah didapatkan ilmu baru dalam menyusun visi, yakni dengan pendekatan Inkuri Apresiatif melalui prakarsa perubahan dan BAGJA. Yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini adalah bahwa saya memiliki mimpi-mimpi berkaitan dengan siswa-siswa saya, saya mengetahui bahwa mimpi-mimpi itu harus direalisasikan dalam sebuah visi.
Future (Penerapan)
Yang saya dapat lakukan sebagai penerapan dari ilmu yang saya dapat dalam pendidikan guru penggerak pada modul visi guru penggerak khususnya ketika saya menjadi pemimpin adalah saya harus menyusun visi secara kolaborasi dengan seluruh warga sekolah, dengan mengidentifikasi aset-aset dalam hal-hal positif yang ada di sekolah, kemudian menyusun visi dengan pendekatan inkuiri apresiatif, lalu menejawantahkannya dalam kalimat prakarsa perubahan dan mengidentifikasikannya dengan BAGJA
Tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini adalah saya harus menggali ilmu tentang bagaimana cara menyusun visi yang benar dan berlatih menyusun redaksi visi agar sesuai dan dapat menggugah motivasi semua orang yang membaca visi tersebut.